Sabtu, 16 Agustus 2008

Izinkan Aku Bertutur (2)


(Tanggapan Ikhwah Jarum Super)

Kadangkala Ane geli campur haru melihat tulisan-tulisan yang saling berbalasan di Villa Perjuangan versi akhwat atau Markazud Jihad Versi Ane sendiri. Ada semangat, ada yang provokator, ada yang memelas, ada yang kritis dan sangat tajam, ada sindiran halus yang terasa sangat menusuk. Sebagian ada yang Ane abadikan dalam Buku harian Ane. Sebagian biarlah dicatat oleh waktu yang selalu menjadi saksi.

Tulisan itu semakin banyak di saat terjadi transisi penghuni Markazud jihad ini. Dari akhwat pindah ke Ikhwah. Makin bertebaranlah tulisan mengenai harapan-harapan agar markazud jihad ini menjadi asri dan dapat menjadi sumber inspirasi. Waktu itu Ane cuma numpang tidur aja di sini. Maklum saat itu banyak amanah yang Ane kerjakan di Siang harinya. Menyelesaikan kuliah yang terbengkalai … menjaga adek agar tak kemana-mana. Menyiapkan perangkat untuk masa depan …Maklum ikrar perjuangan sedikit lagi akan dipenuhi….

Ane tak ambil pusing dengan tulisan tersebut. Cuma ketawa saja di di dalam hati. Karena agama ini adalah nasehat. Maka itu berarti memang terjadi iklim yang baik di KAMMI Daerah Riau. Intinya masalah kebersihan … ikhwah kok kucel .. he… he… jangan marah ya …

Ane Ingat rumah kalau bicara mengenai kebersihan … kalau kami bersaudara lagi malas-malasan bersih-bersih … Bunda tak pernah marah hanya bilang, “ tidak ada nenek moyang kita yang jorok dan malas bersih-bersih… !” Kami bertiga tentaranya Bunda langsung merah mukanya. Karena berarti tidak dianggap masuk klan keluarga yang bersih… Lalu semuanya semangat bersih-bersih. Sampai makanan yang dibikin Bunda juga di sapu bersih…. (Becanda sodara-sodara). Sehingga kami sampai kapanpun merasakan kebersihan itu adalah kebutuhan. Heh …. Jangan lalu menggerutu … pamer ya … bukan sodara-sodara…

Ane mau bilang kebiasaan yang kita bawa kemana-mana biasanya berasal dari kondisi keluarga dimana kita berasal. Kalau di keluarga kita biasa dimanja. Kalau baju kotor ada yang bersihin.. piring kotor ada yang bersihan… kalau baju kusut ada yang gosokin… maka akan terbawa-bawa kemana-mana. Aba (Panggilan Ane kepada ayah asalnya dari kata ABAK maklum masih ada darah Minangnya) bilang,”Alah bisa karena biasa.”

Seharusnya Tarbiyah membuat situasi itu berubah bukan… karena kalau belum berubah jangan salahkan Tarbiyah salahkan diri sendiri. Namun, untuk kasus di KAMMI Daerah Ane paham kondisi ikhwahnya yang cukup padat bahkan seringkali lupa sekarang hari apa. Karena ada agenda dakwah yang seabrek-abrek. Tapi jangan jadikan alasan lho…

Akhirnya kita mohonkan 4JJI menjaga kita. Menjaga kebersihan niat kita. Karena ia kan melahirkan suatu tekad untuk hidup bersih… Karena kebersihan dan kenyamanan adalah sumber inspirasi… selamat bersih… bersih….. beeeeeerrrrrrrsiihhhh.hhhhhhh !!!!. Hatsyiii …. Nah loh Ane jadi bersin nih ….

Abu Jundii Markazud Jihad 12 Jumadil Ula 1425 H/ 30 Juni 2004 M (11.39 WIB)

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH