Rabu, 13 Agustus 2008

Air Yang Bening Dari Sumber Mata Air Yang Bening

(Abdul Rauf Ketua Umum KAMMI Daerah Riau 2004-2006)

( sentuhan dari pertanyaan “kapankah seorang mujahid itu menagis”)

sang pujangga da’wah yang kesepian (SPD)

“robbunallohu tsummastaqomu tatanazzalu ‘alaihimulmalaaikatu alla takhofu wala tahzanu waabsyirubiljannah allatii kuntum tuu ’aduun”

“alma’na : …….seraya berkata rabb kami adalah Alloh kemudian mereka beristiqomah pada dijalan Nya maka Alloh turunkan malaikat untuk menghibur mereka seraya berkata janganlah kamu takut dan merasa bimbang dan bersedih hati gembirakanlah hatimu dengan syurga yeng telah disediakan oleh Alloh “(Qs. Al – ankabut 2)

mungkinkah seorang mujahid menangis saat peciklik dunia melanda dan menggoyangkan bahtera hingga mampu menenggelamkan bahtera nya ?…… sungguh kekuatan mujahid terungkap dan terbungkus dari tiga dimensi tangisan ……………

dalam marhalah perjalanan sang mujahid akan diawali dengan suatu dimensi tangisan kerinduan yang mendalam dan juga rasa kecintaan yang merekah untuk melakukan perubahan yang besar dan peradaban yang beradab dengan nilai ilahiah dari torehan – torehan wahyu………

dimensi inilah yang menjadi sulaman yang merapatkan sebuah keinginan yang membuat seorang mujahid akan mengucurkan air mata yang membanjiri taman – taman qolbu dalam setiap langkah demi langkah untuk menuntaskan perubahan dalam sebuah peradaban ummat manusia………….

Sembari jeritan hati sang mujahid menjadi gaung dan membayangi ruh perjuangannya hingga bersedih jika tidak sanggup untuk memikul beban da’wah itu. Walau ringkih dalam memikulnya ia relakan dengan disaksikan mata jiwa yang dibalut rindu yang mendalam. Dimensi ini menjadi dimensi awal pertualangan seorang mujahid yang bersenandungkan ghuroba…

sahabat…….mana kala langkah demi langkah, marhalah demi marhalah ruang dan waktu takkan berulang, maka segores kisah telah tertuang dalam tinta emasnya perjuangan mujahid, maka mujahid da’wah sebenarnya tidak ingin popular dihadapan makhluk, ternama dalam bingkai riya, tertulis dalam sejarah. Itu semua bukanlah keinginan sang mujahid……..

itulah yang dikatan oleh Prof. DR. yusuf Qordowi dalam untaiannya tentang ikhlas dari arkanul bai’ah yang ke dua ………

“orang yang ikhlas tidak mengharap popularitas, akan tetapi dengan keikhlasan dan kebaikan dalam pergolakannya maka ia akan popular”

singkat nya jika akhirat yang menjadi orientasi maka dunia akan mengikuti dan mampu di genggaman ………..

tangisan mujahid dalam untaian do’a dalam bingkai sebuah kerinduan yang mendalam untuk mewujudkan sebuah peradaban dan perubahan besar “Ya robb kami jadikan dunia dalam genggaman kami, dan abadikan akhirat dalam hati kami”

hadirnya mujahid dalam menyelesaikan konflik berkepanjangan ditengah ummat disambut dengan bibir yang tersenyum, wafat nya mujahid mengakhiri konflik dan syahid akan membuat jiwa – jiwa menangis…..

sungguh mujahid bersenandungkan ghurobaa…….

Dimensi tangisan awal pertualangan sang mujahid adalah tangisan kerinduan untuk melakukan perubahan dan peradaban yang beradap yang dibingkai dengan nilai wahyu

Ikhwah………..

Babak kedua dalam dimensi tangisan sang mujahid yang menyingkapi tabir kepalsuan dan kemunafikan ditengah badai dan taufan saat samudra melintasi samudra yang biru, dimana mujahid akan menagis terisak-isak seraya bersimpuh dengan sujud syukur ditepian pantai impian. Peradaban dan perubahan besar yang dicita-citakan telah tertentang dihadapan walau sang mujahid tidak dikenal oleh sang penikmat peradaban dan perubahan, nama tidak terukir dan tidak minta diukir dialah mujahid sang ghuroba. Itulah buah dari ketulusan dan keikhlasan. Itulah pahlawan dan itulah pejuang ………

Wahai………..para petualang dan para musafir yang singgah dibumi Alloh sungguh jalan terindah dan sangat mulia adalah jalan yang telah dirintis oleh para mujahid. Jalan yang dicontohkan oleh rosul dan para sahabatnya, maka jangan kotori peradaban, jangan nodai perubahan besar yang diukir dengan kemuliaan semabari yang demikian hasil dari perjuangan yang telah banyak meneteskan darah, keringat dan tumpahan air mata kebumi………

Tangisan sang mujahid dalam dimensi tangisan pada marhalah kedua adalah terwujudnya sebuah mimpi besar. Hadirnya generasi pengganti yang banyak, peradaban dari sebuah peradaban yang besar mengharukan. Disaat itulah tangisan sang mujahid tiada tertahan hingga Alloh meleraikannya dengan kasih sayang nya…..

Jika hendak berlayar kesamudra

peliahara niat sang nahkoda

Hiasi bahtera dengan indah

periksalah ia dari kerusakan

Maut datang ditangan Alloh

daku datang dalam kerinduan

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Tolong dicek lagi kutipan ayat di atas...sepertinya bukan Ankaabut, tapi fushshilat

SPIRIT DAKWAH