Rabu, 13 Agustus 2008

PERAN POLITIK KAMMI DI KAMPUS


(Eddy Syahrizal Ketua Umum KAMMI Daerah Riau 2002-2004)

Muqoddimah

Kalau pada kesempatan sebelumnya saya mohon maaf karena hanya bisa meelayangkan tulisan tentang wajah komiosariat hari kehadapan Saudara-saudariku yang berada di Komisaraiat At-Thursina, pada kesempatan kali ini saya pikir adalah kelanjutan dari wacana yang saudah kita buka dari awal yakni mengenai wajah komisariat hari ini. Kalau kemarin kita membicarakan secara global maka sekarang kita mencoba untuk berdisikusi sehubungan dengan peran politik (siyasi) yang seharusnya dimainkan dan diperankan secara anggun dan apik oleh kader-kader KAMMI.

Kampus adalah salah satu akar histories dari pergerakan KAMMI. Tepatnya di Masjid Kampus. Pada dua elemen inilah KAMMI bergerak dan memerankan seluruh peranan dan pergerakan dakwahnya. Disinilah sebuah bayi pergerakan itu lahir. Disinilah bayi pergerakan itu menghirup udara perjuangan, sehingga paru-parunya penuh dengan nilai-nilai intelektualitas yang bermoral. Sehingga jantungnya berdegup dengan kencang mengalirkan darah-darah perlawanan dan perjuangan. Menanti kebangkitan yang dijanjikan.

Kelahiran KAMMI merupakan sebuah keniscayaan. Sduah terlalu lama masjid kampus bergolak, menuntut partisipasi. Para aktifisnya sudah tidak tahan dengan kezhaliman rezim orde baru yang otoriter.Sebagaimana kita ketahui pada awal 1980-an setelah pemerintah melakukan represi yang luarbiasa kepada gerakan mahasiswa, muncullah bearbagai masjid di kampus-kampus besar seperti Salman UTB, Arif Rahmah Hakim UI, Jamaa’aah Shalahuddin di UGM dan lain-lain. Masjid kampus semacam ini dari hari ke hari bertambah jumlahnya dan beertambah pula aktivitasnya. Hal ini kemudian menjadi pola yang fenomenal pada awal 90-an .. Beberapa pengamat gerakan mahasiswa menyebutnya sebagain gerakan mahasiswa religius. Gerakan ini ditandai oleh kentalnya warna agama (Islam) dalam setiap kegiatan dan penampilan aktifisnya.

Lebih dari itu, kelahiran KAMMI adalah pertanda lahirnya generasi baru dalam umat Islam. Generasai yang memiliki pengalaman sejarah yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Cita-cita moral sekaligus cita-cita politik KAMMI adalah tegaknya Islam dalam kehidupan berbangsa, bernegara sebagai nilai dan acuan dasar. Cita-cita ini terasa radikal, tetapi jika kita ingin melihat aspirasi anak muda Islam jaman ini, KAMMI adalah representasinya. Menurut KAMMI tidak ada basa basi dalam keyakinan.(Fahri Hamzah : Prolog : KAMMI dan Pergulatan demokrasi : 2003)

KAMMI dan KAMPUS

Secara organisasi KAMMI dan institusi Perguruan Tinggi (kampus) mempunyai hubungan seperti yang dijelaskan dalam GBHO KAMMI Bab III Posisi KAMMI Pasal 10 yaitu :

KAMMI adalah gerakan mahasiswa yang tumbuh dari institusi pendidikan tinggi (kampus) yang mewarisi prinsip intelektualitas dan kebebasan akademik. KAMMI meyakini bahwa jiwa intelektual itu dinyatakan dalam intelektualisme yang bertanggung jawab, yang berbasis pada realitas masyarakat, dan yang organik. Sehingga, KAMMI meyakini bahwa pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, adalah hak seluruh masyarakat, sehingga merupakan kewajiban negara untuk memberikan fasilitas pendidikan yang memadai dan terjangkau masyarakat. Institusi pendidikan tinggi, karena cakupan wawasannya, adalah institusi yang paling bertanggung jawab dalam memberikan pencerahan dan meningkatkan kualitas rakyat Indonesia.

Karena itu, institusi pendidikan tinggi harus bersifat kerakyatan yang peduli terhadap realitas masyarakat, bukan menghamba pada kekuasaan atau hegemoni global. Prinsip kebebasan akademik meletakkan institusi pendidikan tinggi pada posisi kritis dan independen. KAMMI dalam aktivitasnya di dalam dan dengan institusi pendidikan tinggi berusaha untuk menciptakan lingkungan

Jadi posisi KAMMI dan kampus adalah KAMMI menyadari bahwa Ia berasal dari Kampus yang sarat dengan Prinsip- prinsip intelektualitas dan kebebasan akademik bahwa jiwa intelektual itu dinyatakan dalam intelektualisme yang bertanggung jawab, yang berbasis pada realitas masyarakat, dan yang organik. bertanggung jawab dalam memberikan pencerahan dan meningkatkan kualitas rakyat Indonesia. Bersifat akademik (civitas academica) yang egaliter, kritis, demokratis, dan independen.

Inilah sebuah makna yang ingin disingkapkan kepermukaan oleh KAMMI sehingga kader-kader KAMMI dan pihak kampus senantiasa menjaga kedua prinsip intelektualisme dan kebebasan akademis tersebut. Maka peran politik yang juga harus dimainkan oleh KAMMI adalah peran politik yang bermoral, intelektual, egaliter, kritis, demokratis, dan independen.

Ciri pergerakan politik KAMMI di Kampus

Setidaknya ada 6 ciri khas peran politik atau pergerakan politik KAMMI di kampus dalam upaya mewujudkan cita-cita maral dan politik KAMMI : tegaknya Islam dalam kehidupan berbangsa, bernegara sebagai nilai dan acuan dasar. Yaitu bermoral, intelektual, egaliter, kritis, demokratis, dan independen. Saya akan coba merumuskan 6 batasan ini sebagai acana awal saja bagi kita semua. Semoga dalam diskusi nanti ini bisa kita kembangakan dengan lebih rinci dan jelas.

Pertama, Bermoral. Maksudnya adalah dari awal KAMMI adalah gerakan mahasiswa Muslim yang akar historisnya berasal dari ijtihad dari aktivis LDK yang kental dengan aktivitas keislamannya. Sehingga juga kental dengan moralitas gerakannya yang bersifat religius.

Kedua, Intelektual. Maksudnya KAMMI merupakan para mahasiswa yang beraktivitas di Kampus. Kental dengan kegiatan ilmiah. Maka dalam peran politiknya KAMMI juga bergerak bukan asal bergerak tetapi penuh perhitungan, tersruktur, ada tahapan yang jelas, sesuai dengan sifat keimiahan yang ada dalam ciri inteletualitas itu sendiri. Serta mempunyai analisa yang tajam.

Ketiga, egaliter. Maksudnya adalah memahami betul bahwa kampus merupakan wilayah heterogen. Baik itu dari segi akademis, agama, juga perkembangan pemikiran yang ada dalam kampus itu sendiri. Maka KAMMI senantiasa menghargai perbedaan yang ada dan bersaing secara sehat dalam batas-batas persamaan dan kesetaraan yang universal.

Keempat, Kritis. Maksudnya KAMMI akan senantiasa memberikan masukan yang berharga terhadap hal-hal yang akan mengganggu berjalannya prinsip intelektual dan kebebasan akademik yang menjadi patron dasar dalam kehidupan kampus. Serta tidak segan-segan untuk memperbaikinya.

Kelima, Demokratis. Maksudnya KAMMI dalam aktivitas politiknya menekankan pada adanya mekanisme musyawarah (syuro), perundingan (musyawarah) dan kesetaraan (sumawa), menghormati keputusan bersama dan aturan-aturan yang telah diatur bersama.

Keenam, Independen. Maksudnya kep[entingan yang diperjuangkan KAMMI adalah kepentingan bersama, dan sesuai dengan cita-cita moral yang ingin diusung oleh KAMMI itu yaitu menjadi Islam itu hdup di dalam setiap pribadi dan menjadi acuan dasar dalam bertindak.

Semua sifat tersebut seperti yang termaktub dalam kredo gerakan : “Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, prajurit yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.

Peran Politik KAMMI di Kampus ( khusus UNRI sebagai bahan pertimbangan)

Sekarang saya akan mencoba menarik benang merah peran politik KAMMI di UNRI. Dinamika-dinamika politik yang terjadi di KAMPUS kita yang tercinta ini secara garis besar juga merupakan hasil dari pergerakan yang diusung oleh aktivis lembaga dakwah kampus dan aktivis yang ada di KAMMI. Namun yang menjadi dasar analisa kita sekarang ini adalah bahwa belum ada suatu grand design yang benar-benar murni dihasilkan oleh kammi itu secara kelembagaan. Sehingga fungsi KAMMI sebgai dapur siyasi masih perlu di renovasi, bahkan kalau perlu direhablitasi, atau diadakan imunisasi pergerakan.

Yang terpenting pada saat sekarang ini adalah menyusun kosnep yang aplikatif agar perjuangan kita di kampus ini sukses. Maka harus ada kesadaran dari kita bahwa tugas kirta adalah dapur siyasi dakwah kampus dan ADK. Sebagai dapur siyasi yang baikKAMMI harus melakukan segala prosesnya secara higienis. Mulai dari pemilihan bahan, tim masak yang handal, resep-resep yang paripurna, alat-alat yang baik, sauasana yang mendukung, samapai kepada seni menyajikan menu itu sendiri.

Penutup

Masih banyak sebenarnya yang ingin saya ungkapkan kepada antum dan antunna semua. Sehingga amanah yang diberikan kepada kita (para aktivis KAMMI) dapat kita jalankan dengan keistiqomahan yang mendalam serta profesional. Apa yang saya sampaikan disini adalah wacana awal dari kita untuk meyadari bahwa medan amal lebih luas dari medan kata-kata. Barang siapa yang tidak mempunyai kemampuan mengingat yang banyak alangkah bijaksananya kalau ia menuliskan segala sesuatu yang menarik hatinya.

Kehidupan ini adalah Khauf (rasa ketakutan yang mendalam) bahwa hari-hari yang kita lalui belum berarti apa-apa. Kehidupan ini juga adalah Raja’ (harapan yang melambung tinggi) bahwa masa depan adalah milik Islam . Masa depan adalah milik kita orang-orang yang beriman dan beramal shaleh serta sabar. Salam jihad. Wallahu’alam

Eddy syahrizal

Kamis, 13 Januari 2005 markazud jihad ( 13:25)

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH