Rabu, 13 Agustus 2008

Salam Perjuangan Untuk Mu Para Mujahid

(Abdul Rauf Ketua Umum KAMMI Daerah Riau 2004-2006)

(buat para pecinta jihad) KAMMI – RIAU

Hari itu kita melihat kepalan tangan sang mujahid dengan pekikan takbir yang mengguncangkan dunia, mengobarkan semangat. Derap langkah yang tegar tak peduli batu dan debu mengepung demi sebuah kebenaran hakiki, demi nur ilahi yang tiada pernah pudar walau ada yang berkeinginan memudarkan cahayanya.

Saya teringat sebuah pernyataan kakanda azhari (presiden mahasiswa unand 2003-2004) memberikan taujih saat rombongan kami datang ke faperta unand “jangan kita bermimpi untuk menjadi nahkoda yang handal jika kita takut berlayar disamudra”.

Pernyataan beliau sangat menyentuh hati saya dimana saya membayangkan saat ini betapa banyak orang yang mengaku pahlawan, mengaku pejuang, mengaku mujahid, tokoh dsb. Ternyata hanya bermimpi dalam kembara konflik yang panjang tanpa ada kiprah militansi, tanpa ada realisasi sebagai pahlawan, pejuang dsb. Hal ini yang menjadi tanda Tanya besar dalam benak perjuangan saya, mungkinkah kita bermimpi dan hanya mengaku-ngakunya menjadi pejuang?, barang tentu kita adalah pecundang.

Namun disisi lain salam buat mu wahai sahabat para mujahid dan mujahidah……..sungguh Allohlah yang tau siapakah walinya….

Sungguh dari relung hati kitalah yang merintih dan mengharap agar menjadi insan yang dipilih oleh Alloh menjadi salah seorang pahlawan NYA, wali, pejuang dan mujahidnya. Sebab kata bidal pejuang “ hidup didunia hanya sekali”. Dan selanjutnya para pejuang dan pahlawan haruslah punya firasat yang dapat menumbuhkan rasa ikhlas dalam berkorban dan rasa totalitas dalam sebuah pengorbanan jika punya perinsip “anggaplah berkorban pada saat dibutuhkan pengorbanannya, saat konflik yangmengguncangkan, saat itulah muncul firasat berkorban hanya sekali”. Itulah yang membuat refleksi orang terdahulu yang berkorban pada saat dibutuhkan pengorbanannya, nyawa pun akan dikorbankan.

Seiring dengan perjalan waktu sang mujahid, sang pahlawan, sang pejuang yang bertualang dibumi Alloh ini akan mehadapi badai dan taufannya kehidupan. Sehingga dengan gemerlapnya dunia terkadang menjadi gelombang yang menenggelamkan nahkoda yang melayari samudra. Dari sini muncul pertanyaan bisakah saat nahkoda yang ditumpangi itu karam, “kuatkah kita berenang?”. Sungguh jalan yang kita pilih ini jalan yang mengerikan dan meletihkan dan jalan yang penuh pilihan !, sungguh sekali kita memilih jalan ini maka kita harus ridho dengan segala konsekuensi.

Duhai….sahabat kami para mujahid, kami tau engkau bahagia disaat orang melihat engkau begitu ringkih memikul da’wah ini….

Duhai sahabat kami para mujahid…..keindahan dunia memukau mata – mata kami sehingga menganggap jalan ini mengerikan dan menakutkan yang akibatnya kami takut dan ragu-ragu berjuang bersama kalian.

Duhai para mujahid dan mujahidah kami tau dengan senandung ghuroba mu engaku menapaki jalan hidup yang ditaburi dengan kemulian ini membuat engkau lupa dengan kesusahan mu, lupa dengan kelaparanmu dan tidak sempat mencela orang disekeliling mu…….

Akhii dan ukhti mujahid fidda’wah kami hayati senandung ghurobaa mu membuat engkau bahagia untuk istiqomah dijalan ini sehingga kerinduan untuk berkumpul dijannah Nya bersama rosul, sahabat dan orang yang dicintai dan mencintai mu semakin dekat dihati mu walau perpisahan akan semakin dekat menghampiri mu.

Sahabat, …sempatkah kita mengakhiri kehidupan ini hanya menjadi orang yang hanya bermimpi…..

Teman…..relakah kita membiarkan para mujahid dan mujahidah kita hari ini mereka pikul amanah da’wah ini hinga mereka ringkih memikulnya …yang kita hanya tenag- tenang saja ?

Teman….ridhokah kita saat para mujahid kita terkorban dirinya dan kuliahnya hingga saat yang bersamaan kita hanya tertawa……..

Kawan …..sungguh zalim kita disaat saudara kita memikul amanah da’wah ini dengan kesakitannya, kelaparanya, kesukarannya sementara kita tidak militan dan tidak sensitive………..

Sungguh do’a robithoh bukan untuk menjadi dramatisir dalam do’a kita hanya untuk memunculkan rasa ingin menangis …………

Sungguh ukhuwah bukan untuk dijadikan dogma sehingga menjadi symbol dalam dialetika pergaulan…….

Mari hayatilah dengan sisa umur kita ini bahwa kita adalah petualang, kita adalah musafir dan kita adalah pengembara yang menjelajahi bumi Alloh ini untuk menggores tinta sejarah dengan kemulian dan membekas bagi kita dan generasi yang ditinggalkan………….

Duhai Alloh ampuni dosa kami yang malang ini

Duhai Alloh ampuni dosa kami yang sombong ini

Duhai Alloh ampuni dosa kami yang jahil dan terbalut dengan kabut dosa

Duhai Alloh ampuni dosa kami yang menzholimi para mujahid mu yang memikul dengan ringkih da’wah ini

Duhai Alloh jadikanlah malam-malam kami ini malam yang penuh dengan taubat pada MU

Sehingga kerinduan akan jannahmu, rosulmu, menjadi pilihan hidup kami………jaganlah engkau tutup malam kami dengan engkau tutup pula hati kami dengan kegelapan……duhai Alloh kami tidak tau apa yang terjadi esok hari apakah kami menjadi pejuang MU atau sebaliknya menjadi pecundang dalam da’wah ini….

Ya Alloh mata ini senantiasa basah saat engkau beri kami hidayah

Ya Alloh hati ini semakin ridu saat engkau tunjuki jalan-jalannya

Maafkanlah kezaliman kami, ampuni ibu bapa kami, saudara – saudara kami

Ya Alloh kuatkanlah kaki-kaki para mujahid dan mujahidah MU, dan kokohkanlah pundaknya saat engkau pikulkan amanah da’wah ini ….

Ya Alloh jadikanlah senandung ghuroba menjadi penghibur kami disaat kami ditinggalkan oleh orang-orang yang kami cintai, dan dikala kami sedikit.

Ya Alloh teduhkan lah kehidupan kami dengan keindahan dan keteduhan tilawah Alqur’an……

Sahabat para mujahid dan mujahidah perbaru iman, kuat kan ketaatan pada Nya karna kita hari ini tidak punya apa-apa lagi kecuali Alloh dan Rosulnya.

Pekanbaru sabtu 13 juni 2004

Jam 00 WIB

Ibnu Said ibrahim SPK yang bertualang

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH