Rabu, 13 Agustus 2008

MEMBANGUN KEKUATAN KAMMI


Oleh : Saefudin, SP. (Ketua Umum KAMMI Daerah Riau 2000-20002)

Semenjak dirinya KAMMI 29 Maret 1998 yang lalu telah menimbulkan berbagai lompatan-lompatan opini serja amal nyata ditengah-tengah kehidupan rakyat Indonesia. Sejarah mencatat bahwa kehadiran KAMMI juga secara signifikan memberikan perjalan reformasi semakin cepat hingga tumbangnya simbol rezim diktator Soeharto selama kurang lebih 32 tahun berkuasa. KAMMI bergerak dalam dua dimensi, yaitu dimensi intelektual (Moral ) dan gerakan masa (kelompok penekan). Dua dimensi ini bersatu padu dalam kerangka kekuatan iman dan jihad, kemudian tawaran yang diberikan adalah perbaikan bangsa kearah yang diharapkan.

Jaringan KAMMI yang telah terbentuk diberbagai propinsi menunjukkan bahwa KAMMI secara kelembagaan telah mempunyai kesiapan untuk melalukan berbagai upaya ekspansi. Secara dengan tujuan kehadiranya yaitu sebagai unsur perekat, maka KAMMI menyakini bahwa bangsa butuh pemimin-pemimpin yang visioner, profesional dan bermoral. Dan untuk menciptakan sekaligus membuktikan bahwa peran KAMMI di tengah-tengah masyarakat sangat signifikan, maka KAMMI telah menterjemahkan bentuk kerja nyatanya lewat berbagai program yang digelar masing-masing departemen.

Namun waktu terasa singkat berjalan, dan pada waktu yang sama KAMMI sudah berusia kurang lebih 3 tahun. Dari usia yang masih muda ini, KAMMI baik secara kelembagaan atau personal tetap mempunyai komitmen untuk terus belajar dan belajar berorganisasi. Dari hasil evaluasai kurang lebih 1 semester kepengurusan KAMDA Riau periode 2000-2002, menunjukan bahwa ada beberapa hal yang harus di kritisi terhadap KAMMI secara kelembagaan agar ke depan KAMMI memang benar-benar menjadi organisasai yang mapan dan diperhitungkan oleh masyarakat nasionbal maupun internasional. :

a. Kekuatan personal. Kekuatan personal sangat berkaitan dengan pemahaman aktivis KAMMI terhadap nilai-nilai Islam secara universal (Kaffah). Kekuatan ini sangat strategis karena akan membewa proses perjalanan Visi dan Misi KAMMI kedepan, dan sekaligus merealisasikan idiologi gekannya. Selain kekuatan di atas nilai-nilai intelektual juga harus menjadi peyeimbang bahkan hal yang menjadi kekuatan argumentatif. Jadi aktivis KAMMI baik secara individu atau kolektif harus mampu mentranfer nilai-nilai idiologinya ditengah-tengah masyarakat dan mahasiswa.

b. Kekuatan infrastruktur. Organisasi yang mapan tidak hanya mempunyai indikator jumlah masa yang besar, dalam konteks aksi dilapangan. Artinya kekuatan masa yang besar tidak akan pernah menjamin tercapainya Visi dan Idiologi tanpa ditopang oleh kekuatan infrastruktur yang memmadai. Infrastruktur yang dimaksud disini berkaitan dengan aspek-aspek komunikasi dan mekanisme organisasi yang jelas dan efektif. Untuk itu pedewasaan personal sangat didukung oleh kekuatan infrastruktur yang memadai, sehingga potensi-potensi yang dimilki setiap aktivis KAMMI terdistribusi sesuai dengan tingkat kebutuhan organisasi.

c. Kekuatan dukungan publik (masyarakat). Dukungan publik mempunyai arti dan posisi yang penting bagi keberadaan KAMMI sebagai Ormas. Dukungan publik yang baik terhadap KAMMI akan memungkinkan bergulirnya program-program atau agenda-agenda dapat terlaksana baik dalam konteks daerah, nasional atau internasioanl. Jadi KAMMI harus tetap memfungsikan institusi dan personalnya sebagai bagian dari masyarakat.

d. Kekuatan finansial (pendanaan). Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi KAMMI, karena operasional program tidak terlepas dari pengeluaran dana. Jadi kekuatan finansial harus menjadi kekuatan berikutnya.

e. Kekuatan opini. Tingkat penerimaan publik terhadap program-program yang digulirkan KAMMI akan efektif kalau diikuti dengan proses sosialisai ke publik. Disinilah pubilk akan mengapresiasi secara obyektif.(11/5/01).

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH