Rabu, 13 Agustus 2008

Wajah Komisariat Hari Ini

(Eddy Syahrizal Ketua Umum KAMMI Daerah Riau 2002-2004)

Pada hari rabu 1 Desember 2004 sekitar jam 14.30 saya diminta oleh ketua Komisariat At-Thursina untuk kesediaanya mengisi materi dengan tema “wajah komisariat hari ini” . Kata ketum kammi daaerah ada beberapa aspek yang perlu kita tinjau. segi motivasi , keaktifan, Proses. Yang diperlukan oleh komisariat sekarang adalah pengayoman dan pembinaan dari level sruktural yang lebih atas. Terutama sebagai mesin pergerakan politik. Sebenarnya banyak hal yang harus kita kritisi dalam komisariat hari ini.

Peranan komisariat yang paling menonjol ada dua hal yaitu peran tarbiyah dan siyasi. Kedua peran ini seharusnya menjadi focus utama dalam pergerakan komisariat itu sendiri. Peran tarbiyah itu nampak dari tugas utama komisariat untuk membina ABI KAMMI. Kaderisasi di KAMMI adalah kaderisasi yang integrative. Maksudnya ada yang bersifat sruktural vertical,sruktural horizontal dan nonsruktural.

Untuk komisariat ia diberikan kewajiban dalam kaderisasi sruktural horizontal untuk menangani pembinaan dalam skup biro dan departemen dalam komisariat dengan pengawasan pembinaan vertical dari KAMMI DAERAH. Sedang tugas lainnya adalah kaderisasi non sruktural pengelolaan AB I. Selain itu, ada lagi yang dinamakan kaderisasi siyasi yaitu mencetak kader yang memiliki kultur Islami dan memiliki kemampuan siyasi.

Kaderisasi siyasi ini bukanlah tema baru. Apalagi tema ini muncul dilatar belakangi oleh kegalauan sejumlah kader, apa nilai nilai lebih kader KAMMI dibandingkan dengan LDK ? Kegalauan ini sebenarnya dipicu oleh adanya kader yang dimiliki oleh LDK dan KAMMI tidak punya perbedaan yang khas.Sehingga melahirkan bebagai macam persoalan di ranah dunia siyasi kampus sendiri. Seharusnya kader KAMMI mampu untuk menanggulangi permasalahan siyasi kampus sepenuhnya. Namun realitanya belum mampu sehingga terpaksa LDK juga harus memikirkan siyasi kampus dan mensupport kader itu. Sedangkan amanah LDK untuk wilayah-wilayah Dakwah kampus lainnya juga belum optimal dijalankan.

Maka dituntut sekarang peran komisariat untuk mengarah pada kaderisasi siyasi sebagai ciri khas kader KAMMI dengan tanpa mengesampingkan ciri diniyah yang telah menjadi trademark KAMMI sebelumnya.ada beberapa point penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan ciri khas kader KAMMI.

Pertama,peran dakwah yang diharapkan diperankan oleh KAMMI di tengah-tengah masyarakat di masa yang akan datang. Akan berfungsi sebagai apakah KAMMI ini? Jawablah wahai kader KAMMI KOMISARIAT hari ini. Jawaban anda menantukan bukan hanya masa depan KAMMI KOMISARIAT antum juga dakwah ini ke depan.Sebagai problem solver ataukah pressure group saja atau kedua-duanya ?

Kedua, Konstituen KAMMI. Konstituen KAMMI adalah mahasiswa. Oleh karena sifat yang melekat pada kemahasiswaan harus selalu diperhatikan.sifat itu antara lain : keterbatasan finansial dan merupakan cadangan sdm masa depan.

Ketiga kekhasan KAMMI. Kekhasan KAMMI adalah selama ini KAMMI dikenal sebagai organisasi Islam. Konsekuensinya adalah :

1. harus peka dengan isu-isu yang terkait dengan kepentingan keislaman

2. kammi secara organisasi dan personal harus mampu mencerminkan nilai-nilai keislaman.

Sedangkan pada peran politik atau siyasi komisariat haus dapat menguasai medan siyasi dari fakultas yang menjadi medan dakwahnya dan memback-up pergerkan siyasi ADK baik di tataran jurusan, fakultas sampai usniversitas.

Kalau kita mau jujur pada saat sekarang ini masih jauh dari ideal peranan yang seharusnya ada pada wajah komisariat hari ini. Contohnya : apakah dalam bidang tarbiyah komisariat sudah dapat mengkoordinasikan MK dan TDO yang seharusnya didapatkan oleh para ABI ? silahkan jawab sendiri pada komisariat antum. Departemen kaderisasi lebih banyak focus pada bagaimana mendapatkan kader lewat open house, pra DM dan DMI.

Lalu bagaimana manajemen pengelolaan MK I selama ini dalam komisariat ? seberapa banyak ketersedian Murabbi (Wali kelas) dengan jumlah kader yang ada di komisariat antum ? apakah sudah mencukupi? Seberapa banyak AB II yang ada di komisariat yang mau menjadi Wali kelas. Sedangkan kita semua tahu bahwa al-akh as-Shodiq Murabbi. Dan kita semua juga tahu bahwa kita adalah Daiyah. Yaitu seorang dai yang bisa mengelola para kader sehingga mencapai tujuan dari dakwah itu itu sendiri. Seseorang yang bisa menjadi Murabbi sekaligus Mutarabbbi.

Saya mohon maaf kalau bahasanya terlalu keras namun itulah realita yang ada dalam komisariat kita hari ini. Ini hanya sekedar sumbang saran dari seorang mencintai wajihah dakwah ini dan ungnkapanm kasih sayang untuk kita semua. Semoga semua ini dapat kita perhatikan untuk eksistensi dakwah kita ke depan. Amien.

Itu sekedar fenomena komisariat yang dapat saya lihat di bidang kaderisasi (tarbiyah). Sekarang akan kucoba menyingkap kabut hitam komisariat dalam bidang siyasi. Setelah kita mengemukakan peranan komisariat sebagai dapur politik ADK dan LDK.

Marilah kita bertanya pada diri kita sendiri apakah sudah layak kita mengusung dan meminta hak kita untuk melakukan semua itu dikala kita sekarang berada di dunia belantara siyasi kampus ini. Seberapa banyak kekuatan siyasi yang kita punya? Apakah kita sudah dengan jelas mengetahui kondisi lapangan siyasi yang menjadi gelanggang peperangan yang kita masuki yang kita berharap 4JJI memberikan kekuatan bagi kita untuk menjdai pemenang dalam menancapkan kekuatan dakwah lebih dalam lagi.

Marilah kita bertanya sekali sudah layakkah kita? Kita harus jujur pada diri kita sendiri. Namun pakah dengan kelemahan kita selama ini akan membuat kita mundurke belakang ? tidak.

Dari semua segi ini juga terkadang yang menjadi kendala kita adalah sector pendanaan. Walaupun kita adalah orang-orang yang sangat kuat dalam swadaya. Namun apakah kondisi ini akan kita pertahankan seterusnya? Selain itu yang menjadi maslah paling dominan adalah dari semua diatas adalah masalah pola komunikasi dan tertib administrasi. Mari kita mutabaah secara bersama pola komunikasi kita selama ini apakah sudah bisa memacu keberhasilan kita dalam berdakwah? Ataukah malah menghambat kita untuk melakukan pergerakan. Maka marilah kita memperkuat pola komunikasi internal dan eksternal komisariat agar semua itu berjalan lancar. Saya pikir antum sekalian lebih tahu bagaimana mengatasi masalah komunikasi ini.

Selain itu, sekarang apakah kita sudah mencerminkan lembaga organisasi yang professional dimana adminisrasi secara keorganisasian kita sudah sesuai dengan alur yang kita sepakati bersama ? bagaimana dengan dokumentasi data yang ada pada kita sekarang ? saya bukan mengatakan amburadul, tetapi pengarsipan kita terkesan kacau sehingga kita kadangkala disibukkan oleh hal-hal kecil sehingga kita melupakan hal-hal mendasar yang harus kita capai.

Penutup

Inilah sekelumit dari wajah komisariat hari ini yang dapat saya pantau. Tulisan ini berdasarkan diskusi dengan beberapa ikhwah. Saya sangat mengharapkan kita juga dapat saling memberi masukan dan sumbangsaran.Sengaja saya tuliskan karena saat sekarang ini sangat berharap daintara kita ada komunikasi yang intens. Karena ada satu hal yang ingin saya sampaikan marilah kita belajar menuliskan apa saja yang ada di dalam pergerakan kita ini. Karena ucapan itu tidak seabadi tulisan.

Ada satu solusi mendasar untuk mengusir kabut permasalahan komisariat kita hari ini yaitu Riayah Tarbiwiyah. Kembali kebarak kaderisasi. Dan yang paling mendasar adalah Tarbiyah dzatiyah. Semoga 4JJI mengampuni apa yang kuucapkan dan ku tuliskan belum bisa ku amalkan. Selamat berjuang, salam jihad selalu ! Wallahu’alam

Eddy Syahrizal, Kastrat teritorial I KAMMI 2004-2006

Disampaikan di hadapan kader komisariat At-Thursina UNRI

Kamis 2 Desember 2004

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH