Selasa, 19 Agustus 2008

Izinkan Aku Bertutur (3)

(Cermin)

Bismillahirahmanirahim

Ane termasuk jenis orang yang kurang bisa kurang piawai menggunakan bahasa lisan. Langsung to the point dan menohok. Langsung penalti. Tidak piawai menggiring bola kata-kata seperti Ronaldo dan pemain sekaliber Maradona dalam menggiring kata-kata. Ane dari kecil lebih menyukai menulis dalam mengungkapkan apa yang ingin ane inginkan atau dengan bahasa tubuh. Biasanya orang-orang yang terdekat paham dengan bahasa tubuh ane. Mereka tahu sekarang Ane lagi marah… Jengkel… Sedih atau bahagia atau berterima kasih. Semuanya ane lakukan dalam Diam.

Akhir-akhir ini merasakan ada kekesalan pada antum semua berkaitan dengan kata-kata yang ane lontarkan. Ane tahu ane salah… ane tahu ane orangnya terlalu meledak-ledak. Bukankah pada awal pelantikan ane sudah menyatakan bahwa ane ini orangnya terkadang keras maka lembutkanlah. Terkadang ane ini terlalu lembut tegaskanlah. Kadang kala diri ini terlalu terburu-buru.ingatkanlah. terkadang diri ini terlalu lambat lecutlah.

Ane tidaklah lebih baik dari Antum semua. Hanya saja 4JJI memberikan ane amanah yang lebih berat dari Antum semua. Maka, janganlah biarkan kekesalan itu bagaikan api dalam sekam. Diam tetapi membakar dan memusnahkan. Agama ini adalah nasehat. Maka nasehatilah Ane. Jangan dipendam didalam hati.

Ada satu hal yang ingin Ane ingin ingatkan… apabila suatu masalah itu sudah dianggap selesai maka jangan diungkit-ungkit lagi. Biarkanlah ia jadi pelajaran. Masalah seperti inilah yang sering terjadi. Ane anggap masalah itu sudah selesai tetapi nyatanya di lapangan masih dibicarakan dan diwacanakan. Bukankah kita masih ada pekerjaan yang juga harus dituntaskan?

Kita satu sama lain bagaikan cermin. Apakah itu cermin? Nah inilah dia …

Cermin

Kebeningan hati adalah cermin

Bening dan memancarkan mozaik kejujuran

Cermin bagaimanapun bersih dan cemerlang

Tetap membutuhkan cahaya

Cahaya yang memuat foton-foton kehidupan

Senantiasa beredar tenang

Meluncur bagaikan hujan yang ditingkahi oleh suara kodok

Indah, imajinatif,hidup dan harmoni

Kebeningan cermin harus senantiasa dijaga

Jangan biarkan satu butir debu menodai

Hapuslah dengan saputangan taubat

Merupakan rajutan benang-benang penyesalan

Diwarnai dengan celupan mujahadah

Cermin akan memancarkan kenyataan

Kenyataan kejujuran apa adanya

Bayangan cermin senantiasa terbalik

Membalikkan kembali penilaian

Kepada bayangan itu sendiri

Namun banyak yang tidak mengerti

Berbuat kebalikan dari dirinya

Seperti bayangan di dalam cermin

Kita adalah cermin satu sama lain. Maka marilah kita saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Afwan untuk semua kata-kata yang terlontar tidak pada tempatnya. Wallahu’alam

Abu Jundii Markazud Jihad (kamis) 13 Jumadil Ula 1425 H/ 1Juli 2004 M (09.56 WIB)

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH