Selasa, 19 Agustus 2008

IZINKAN AKU BERTUTUR 10


Bismillahirrahmanirrahiim

Siapakah Yang Layak Dijadikan Teman ?

( Refleksi buku syaikh yusuf al-Qaradhawi yang berjudul :

“ Syaikh al-Ghazali Kamaa Araftuhu : Rihlatu Qarnin “)

Pernahkah engkau wahai sahabat berpikir untuk menjadi orang biasa saja ? Disaat beban datang begitu bertubi-tubi. Tekanan menambah kesesakan di dada. Pernahkah engkau ingin menjadi orang biasa saja ? Tinggal di tempat yang hijau, dekat dengan sebuah oase yang subur ? lalu menikmati kehidupan yang bahagia tanpa gangguan seorang pun? Menikmati hembusan semilir angin setiap pagi dan sore. Menyambut sinaran mentari yang hangat tetapi tidak membakar. Langkah indahnya. Bahagia. Inilah yang pernah diungkapkan oleh seorang sahabat sepulang dari perang tabuk. Namun Syurga lebih indah dari semua itu. Yah syurga lebih indah dari semua itu. Syurga berada di bawah kilatan pedang.

Kadangku membayangkan bagaimanakah syurga itu ada di bawah kilatan pedang. Imajinasiku bermain dan seakan semua itu tergambar dengan jelas dihadapan mataku. Pemandangan permainan pedang yang indah. Menampakkan kilatan-kilatan cahaya dan percikan bunga api. Indah sekali.

Kita membutuhkan seorang teman, bahkan lebih dalam perjalanan panjang ini. Kita berjuang bersama bukan hanya untuk menghancurkan pasungan egoisme yang membelenggu kita. Agar jangan merasa kokoh dengan kesendirian kita. Karena kita dapat berbuat apapun sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan kita inginkan. Tapi ingatlah wahai para saudara seperjuangan.Kita hanya akan berjalan di tempat saja. Seperti seekor keledai yang sedang memutar penggilingan gandum atau penggilingan tebu. Apakah engkau bisa membayangkannya.

Karena selain sebagai seorang hamba yang terikat dengan ketentuan 4JJI kita juga adalah makhluk sosial. Kalau kita berputar hanya di suatu tempat sampai membuat tempat yang kita buat pijakan menjadi becek dan berlumpur. Sesungguhnya kita tidak kemana-mana. Walaupun keringat sudah membanjir dan engkau merasakan sudah melakukan perjalanan panjang. Engkau masih jalan di tempat. Pengetahuan kita tidak sebanding dengan pengetahuan 4JJI. Rasa pengangungan kepada 4JJIlah yang akan membuat jiwa kita didomonasi oleh ketenangan berada di hadapan 4JJI. Beribadah untuk-Nya seperti apa yang disebutkan oleh Abu Faras :

Biarlah Engkau Bahagia

Sekalipun kehidupan ini begitu pahit

Biarlah Engkau Ridha

Sekalipun semua orang marah

Biarlah antara Aku dan Engkau ada kemesraan

Sekalipun saya dan lainnya berjauhan

Asalkan Engkau cinta

Maka segala sesuatunya akan enteng

Dan segala sesuatu yang ada di bumi adalah debu

Kalau mendapatkan seorang teman dalam perjuangan ini ingatlah apa yang diungkapkan oleh syair Hatim at –Thayib berikut ini :

Bila anda mengendarai seekor Unta

Jangan biarkan kawan anda yang berada di belakang hanya bisa berjalan

Rendahkanlah untamu dan naikkan dia

Bila unta itu sanggup naikilah berdua

Bila tidak maka saling bergantianlah

Namun apabila engkau meragukan ketulusan seseorang tanyakanlah dengan bijak kepadanya dan berlemah-lembut seperti syair Mustaqib al-“abdi berikut ini :

Jadilah saudaraku dalam arti sesungguhnya

Sehingga aku bisa membedakan keburukanku dan kebaikanku

Bila tidak

Jauhilah aku dan jadikan aku musuhmu

Sehingga aku mewaspadaimu

Dan engkau mewaspadaiku

Manfaat seorang teman adalah memberikan pilihan di saat kita membutuhkannya. Walaupun yang mereka berikan itu bukan pemecahan masalah, tetapi itu membuat kita berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah.

Jadi teman bukanlah setiap orang yang sepakat dengan apapun yang kita inginkan. Itulah seorang teman yang sejati. Orang yang selalu dapat mengingatkan kita di saat lupa. Teman sejati adalah orang-orang yang mengingatkan kita bahwa kita adalah hanya manusia biasa. Bahwa kita semua adalah hamba.

Siapa yang sepakat silahkan saya tidak memaksa. Siapa yang tidak sepakat tidak mengapa karena saya dan anda adalah orang-orang yang sedang mencari siapakah yang layak untuk dijadikan teman. Sehingga saling belajar untuk saling memahami. Tulisan ini adalah hanya sekedar hasil perenungan. Dan refleksi setelah saya membaca buku syaikh yusuf al-Qaradhawi yang berjudul : “ Syaikh al-Ghazali Kamaa Araftuhu : Rihlatu Qarnin “ ( ini judul aslinya : siapa yang ingin baca ada kok yang edisi Indonesia) Ini adalah tulisan apa adanya. Jadi marilah jangan hanya berpikir ingin jadi orang yang biasa-biasa saja. Wallahu ‘alam.

Abu Jundii ( HUD-HUD) Rumah kebahagiaan 08 Syawal 1425 H/

21 November 2004 M Ahad 10.40 WIB

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH