Selasa, 19 Agustus 2008

IZINKAN AKU BERTUTUR 07


Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Iblis berkata : “ Ya Tuhanku oleh sebab engkau telah memutuskan aku sesat,pasti akau akan menjadikan mereka memandang baik perbuatan maksiat di muka bumi dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hambaMu yang mukhlis diantara mereka (Al-Hijr : 39-40)

Subhanalloh, Alhamdulillah 4JJI Subhanawata’ala menyampaikan umur kita kepada bulan yang teramat Mulia. Bulan Ramadhan. Seakan terbayang dan terpampang jelas di hadapanku saat ini beratnya perjuangan perang Badr yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Letihnya dan paniknya para sahabat menghadapi peperangan Ahzab. Ditengah pembelotan kaum yahudi dan penantian terhadap tentara musyrikin. Sedangkan mereka dalam keadaan lapar menggali parit yang akan digunakan sebagai sebagai pertahanan bagi kota madinah. Kota rasul kota yang mulia dan diberkahi. Lalu pembebasan Khaibar juga dilakukan dalam bulan Ramadhan.

Namun sekarang kita berada dalam kelapangan yang sangat lapang. Keamanan yang teramat nyaman. Walaupun secara pribadi mungkin ada diantara kita dalam bulan Ramadhan ini ada dalam keadaan sakit dan berduka. Namun semua itu tidaklah akan menyurutkan langkah kita untuk memanfaatkan bulan Ramadhan ini sebagai madrasah untuk latihan meningkatkan kualitas dan kuantitas amal kita Insya 4JJI. Sehingga kita tidak lagi terjerat dalam jebakan Syetan dan Iblis yang membuat kita merasa tenang dengan kemaksiatan yang kita lakukan. Semoga kita termasuk pada orang-orang yang ikhlas.

Manusia yang memandang maksiat adalah cirri-ciri dari manusia yang riya dan munafik. Mari kita perhatikan secara seksama dalam surat Al-baqarah , 4JJI subhanawata’ala menjelaskan ciri-ciri mereka panjang lebar sekitar 20 ayat. Kita ambil salah satu contohnya dalam ayat 13 apa yang mereka katakan ?

Apabila dikatakan kepada mereka : “ Berimanlah sebagaimana orang-orang lain yang telah beriman. Mereka menjawab : “ Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah sesungguhnya merekalah orang-orang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. ( Q.S Albaqarah : 13)

Saudaraku yang ingin memegang predikat mukhlis ! saya ingin mengajak anda semua untuk merasakan perasaan yang saya rasakan saat seorang asatidz menyampaikan suatu taujih ruhaniyah dalam menyambut Ramadahan ini. Beliau berbicara mengenai maksiat. Mengapa begitu sangat ingin saya menyampaikan kepada antum semua persoalan ini ? disebabkan oleh sebuah sabda Rasulullah yang menyatakan orang yang mendengarkan wajib menyampaikan, mana tahu orang yang mendengar mempunyai pemahaman yang lebih dari orang yang menyampaikannya. Karena agama itu adalah nasehat dan kita di suruh oleh 4JJI untuk saling menasehati dalam kebaikan, kesabaran dan kasih sayang. Maka mari kita simak secara seksama.

Dalam kehidupan kita seorang dai yang menyatu dalam rentak yang sama dalam suatu jamaah ukuran kemaksiatan itu lebih jelas daripada apa yang dipahami oleh orang awam. Maksudnya orang-orang yang belum bergabung dalam suatu jamaah haroki dakwah seperti apa yang kita nikmati sekarang ini. Imam hasan Al-Banna Muasis dakwah Ikhwanul Muslimin menerangkan secara detil ukuran kemaksiatan itu dalam bingkai Arkanul Baiah. Sehingga seorang ahdo’ dakwah dapat mengetahui posisinya saat itu apakah sudah bermaksiat atau belum. Serta dengan ikhlas melakukan uqubah diminta ataupun tidak diminta oleh jamaah itu sendiri. Karena sudah mengetahui kelalaian yang telah dilakukannya.

Dalam siroh nabawiyah kita sudah mengetahui dengan seksama apa yang dialami oleh Ka’ab bin Malik yang rela dan ikhlas menjalani hukuman dari qiyadah dakwah waktu rasulullah dengan diboikot oleh semua manusia yang ada di madinah selama 50 hari penuh. Sangugupkah kita melakukan apa yang telah dicontohkan para orang-orang mulia dan dimulikan oleh 4JJI tersebut. Insya 4JJI sanggup.

Kesanggupan itu dapat kita dapatkan kalau kita mampu meningkatkan kualitas diri kita dengan tarbiyah dzatiyah. Saya sekaligus ingin menjawab mengapa jamaah kadangkala tidak menegur ahdo’nya yang bermaksiat dan lalai atas tugas-tugasnya? Mengapa jamaah atau qiyadah tidak dapat menjaga seorang ahdo’ untuk tetap dalam alur yang telah ditetapkan oleh syariat Islam itu sendiri. Saya secara pribadi beranggapan itun adalah tanggapan yang sangat egois.

Ingatlah Saudaraku! Pertanggungjwaban itu akan di minta 4JJI secara pribadi. Kita bermaksiat maka kitalah yang akan menanggung akibatnya. Jamaah dan dakwah ini peunya keterbatasan karena bukan antum saja yang akan diperhatikan. Ingatlah seseorang yang sudah menyandang predikat kader harus bersama-sama menyukseskan cita-cita jamaah dan Islam ini sekuat tenaganya. Jangan menajdi orang-orang yang manja. Karena masih banyak umat yang memerlukan kemanjaan dari kita. Karena mereka memang belum mengetahui untuk apa mereka hidup.

Semoga yang saya ungkapkan ini bermanfaat. Karena kalau kita buka-buka lagi materi tarbiyah yang berjudul “ Ahdamut Tarbiyah “ ( tujuan dari tarbiyah) adalah untuk menghasilkan prajurit dakwah yang gemar berharokah. Saya bpernah membaca tulisan seoprang ustazah “ Sitaresmi “ dalam majalah saksi yang begitu gamblang menjelaskan hal ini.

Beliau menggambarkan kegitan harokah seorang prajurit dakwah itu seperti gelombang air laut. Walaupun tidak selalu besar tetapi terus bergerak sehingga air laut itu senantiasa bersih dari limbah dan sampah. Karena kita sudah mengetahui bahwa air laut itu adalah air suci dan mensucikan. Sehingga papun yang ada dalam laut itu halal dimakan walaupun dalam keadaan mati.

Marilah kita bergerak sehingga kita dalam mensucikan diri kita dari maksiat. Mensucikan lingkungan kita dan jamaah kita dari maksiat. Karena boleh jadi kegagalan dalam dakwah karena ada salah seorang ahdo’nya bermaksiat sedangkan ia tidak merasa sedang bermaksiat. Semoga 4JJI menerima taubat kita yang yang dirajut dengan benang-benang penyesalan dan di celup dengan air tekad untuk tidak mengulanginya lagi. Semoga amal shaum kita mendapatkan imbalan yang setimpal dari 4JJI subhanawata’ala.

Abu Jundii ( HUD-HUD) Markazud Jihad 02 Ramadhan 1425 H/

17 Oktober 2004 M Sabtu, 14: 29

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH