Selasa, 19 Agustus 2008

Izinkan Aku Bertutur (5)

Bismillahirahmanirahim

( Menyikapi Perbedaan )

Pagi ini selagi bersih-bersih Ane nemuin coretan yang isinya :

Perbedaan itu Indah, jika di kelola dengan baik

Seperti kue ini yang terdiri dari beberapa bagian

Semuanya berbeda Tapi semuanya bersatu

membentuk kue yang bisa dinikmati

Perbedaaan merupakan keniscayaan. Fitrah. Yang paling penting adalah bagaimana cara kita menyikapi semua perbedaan yang ada. Setuju tidak … sodara-sodara. Dalam ukhuwah Islamiyah ada namanya fase taa’aruf , Tafahum, Taa’awun, Takaful yang akan melahirkan rasa Itsar. Bukankah 4JJI juga menjelaskan bahwa kita manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal-mengenal dan saling berinteraksi. Interaksi positif sehingga peranan kita Khilafatu fil Ardhi tercapai. Bahkan Rasulullah menyatakan manusia itu bagaikan bahan tambang. Lalu kalau sudah begitu mengapa kita takut berbeda?

Mengapa Takut Berbeda ?

Seandainya semua sama dan serupa

Apakah kan menjamin bahagia ?

Seandainya semua sempurna

Lalu dimanakah letaknya Rabbi alam semesta

Seandainya semua baik dan mulia

Lalu dimanakah letaknya wibawa

Seandainya semua cendikia

Lalu dimanakah letaknya kharisma

Perbedaan memang harus ada

Tanpa ada perbedaan tiada beda mulia dan hina

Mari kita sikapi perbedaan yang ada secara positif. Mari kita jadikan perbedaan menciptakan cita ukhuwah yang hakiki. Karena Persaudaraan yang dilandasi dengan perbedaan memang bagaikan kue. Terdiri dari bahan yang berbeeda saling melengkapi. Sehingga menghasilkan kue dengan cita rasa yang tinggi. Wallahu’alam.

Abu Jundii Markazud Jihad (Jum’at) 14 Jumadil Ula 1425 H/ 2 Juli 2004 M (14.48 WIB)

Tidak ada komentar:

SPIRIT DAKWAH